Ade Ayung

 Hari ini aku nonton video ngomongin uang yang ini https://youtu.be/jGTylOOQ_yc?si=6-jFiAegMODXDEN9   Video nya sangat insight full mengenai era ekonomi baru. Salah satu yang dibahas adalah dimana bekerja di perusahaan besar dan meniti karir sudah bukan satu satunya cara yang sustainable untuk hidup, karena faktanya banyak perusahaan yang justru tumbang saat ini. Jujur saya sebagai orang Bali yang bekerja di Hotel International Chain- saya punya sayu dilema.  Saya sangat bangga ketika saya mempelajari business model, dan bagaimana perusahaan saya bekerja keras berinovasi selalu agar dapat mengikuti perkembangan jaman.  Jaman sekarang, salah langkah sedikit saja perusahaan besar bisa cepat gulung tikar. Satu lagi, saya paham betul bagaimana susahnya perusahaan saya mencari kandidat yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Sementara di luar sana juga banyak sekali pelamar pekerjaan yang cukup sulit mendapat pekerjaan. Saya melihat ada gap diantara supply dan demand...

Awal april 2025 saya mantap melangkahkan kaki mendaftar untuk jadi agen properti.  Pekerjaan yang sudah saya incar dari lama karena saya sendiri memang suka beli properti dengan harga miring.  Dulu saya takut karena isu isu mafia tanah, namun dengan bergabung di Perusahaan Agen Property yang sudah punya tin legal, ada sistem yang jelas, saya jadi mantap. Istilahnya, kita tidak bekerja sendiri, tapi ada tim yang bantu dan membimbing juga. Bukan cuma untuk dapat komisi, tapi ilmu yang didapatkan saya rasa akan sangat berharga untuk saya pribadi dan juga orang-orang terdekat. Bayangkan kamu jalan-jalan, sekalian cari listinngan, sekalian buat konten walk around juga. Seri banget! Apalagi kalau pas ada transaksi dan deal! Asli pasti seru banget!! Masih awal awal saya tidak mau jumawa, tapi semoga ini bisa jadi awal perjalanan mnapaki sumber penghidupan baru, selama ada peluang, apalagi yang sesuai dengan hobi jalan-jalan saya. Pokoknya mari kita gas jangan ragu-ragu, apalagi prosp...

When we talked about freedom, I will always think about Wealth, Health, and time. I often think that having so much wealth so you could spend it on everything you want is kind of freedom. But, is it really is? In sone cases it might be that way But in my case, as I am a Sandwich generation that has a single income. I need to pay for my brothers student fees, our electricity and bills, foods and almost everything. It seems hard for me to keep up with the lifestyle that was ‘trendy’ for now. A vacation to other parts of the words seems expensive, and I do not think it would give me joy for now. It might be good for a few moments, but I could not imagine how I will feel when I need to spend big percentage of my savings in a very short periode of time. It just dont feel right for my current situation. But the situation might not last for longer, if my savings/investment has grown up.  And in case of the vacation only needs 5-10% of my protofolio, I will definetely spend it on an ‘expen...

Seringkali kita merasa bahwa kita sudah melakukan yang terbaik, sudah berusaha paling keras, tapi hasil atau result kadang tidak sesuai dengan ekspektasi. Belajar dari Video Timothy Ronald tentang bagaimana ia mengatur keuangan. Saya jadi paham, lebih baik kita men-track hasil/result. Contohnya jika kita sedang berinvestasi, lebih baik kita track growth dari investment kita setiap bulan Jika kamu sedang mengembangkan sosial media, lebih baik langsung tracking hasil enggagement dan jumlah followers yang ingin kita capai. Ingat, proses dan segala lika liku dibaliknya mungkin hanya kamu dan tim yang tau. Tapi orang lain / client hanya akan fokus pada results! Jika results tidak sesuai keinginan, maka itu adalah Indikasi bahwa ada yang harus di rubah dalam proses nya! Jangan denial dan nerdalih kalau kamu sudah ebkerja paling keras, atau bekerja pling susah.  Focus on the result!

Kali ini aku mau sharing tentang pola hidup dari nenek ku. Beliau memang sudah almarhum, tapi.. cerita beliau yang punya pengalaman hidup dari era penjajahan sampai Indonesia merdeka selalu menarik untukku. Jadi nenek suka cerita, kalau jaman dahulu, orang orang bali sebelum masak harus ke ladang terlebih dahulu, harus mancing atau menangkap ikan sendiri barulah punya ikan untuk di santap sekeluarga. Dan salah satu yang bikin aku heran adalah, nenek pada zamannya bahkan hafal mana tanaman yang bisa di konsumsi dan mana yang tidak. Yang tak kalah mengherankan adalah, bagaimana mereka memasak berbagai jenis bahan makanan dengan bumbu bumbu sederhana dengan kreativitas tinggi. Salah satu makanan yang sangat Balinese menurut saya adalah Urab. Urab ini menurut saya mirip dengan salad nya orang barat. Dimana aneka sayuran bisa di campur dengan tambahan bumbu ‘Urab’ kalau orang luar memyebutnya salad dressing! Bumbunya simpel, hanya  sambal bawang, bawang putih, cabai dan terasi yang digo...